Vaksinisasi Hewan
Apa sih vaksin itu?”
Sistem imun berperan penting dalam menjaga kesehatan hewan. Salah satu fungsi penting sistem ini adalah melindungi anjing dan kucing dari berbagai penyakit dan infeksi yang disebabkan agen penyakit seperti virus, bakteri, maupun parasit yang dapat menyebabkan sakit pada anjing dan kucing. Vaksinasi terhadap anjing, utamanya rabies, telah sangat membantu banyak penurunan wabah rabies yang tidak hanya berdampak pada anjing tapi juga makhluk berdarah panas lainnya, termasuk pula manusia.
Vaksin diberikan untuk mengebalkan sistem imun terhadap serangan mikroorganisme penyebab penyakit. Vaksin dapat mengandung organisme hidup yang dilemahkan (live attenuated), killed atau inactivated vaccine, maupun rekombinan (mengandung hanya satu bagian dari virus yang berperan penting dalam penyakit, kemudian diperbanyak).
Sebelum vaksin dipasarkan, vaksin telah menjalani serangkaian uji untuk memastikan vaksin tersebut protektif, aman dan dan efektif dalam mencegah penyakit. Vaksin mengandung antigen yang ketika diberikan dalam bentuk injeksi, nasal maupun oral, dapat menyebabkan imun merespons dengan memberikan proteksi terhadap tubuh dengan memberantas mikroorganisme, kemudian membentuk antibodi yang selanjutnya membentuk sel memori sehingga apabila terdapat penyakit yang serupa dengan bibit penyakit yang terdapat dalam vaksin, respon imun mampu mencegah tubuh dari penyakit dan menjaga agar kucing dan anjing tetap sehat.
ANJING
Berikut ini adalah mayoritas penyakit yang terkandung dalam vaksin yang beredar di Indonesia :
- Rabies Virus
Rabies merupakan penyakit yang bersifat zoonosis, artinya bisa menular dari hewan ke manusia. Saat ini terdapat beberapa propinsi di Indonesia yang bebas rabies maupun rawan rabies. Penyakit ini menjadi perhatian organisasi kesehatan skala internasional karena dampak yang ditimbulkan. - Parvovirus
Penyakit gastro enteritis yang sangat muntah menular dan bersifat mematikan. Gejala utama berupa lemas, tidak nafsu makan, muntah dan diare berdarah. - Distemper
Penyakit menular dengan tingkat kematian tinggi setelah parvo,disertai gejala utama yakni konjungtivitis, kejang-kejang dan kerusakan saraf. - Canine Hepatitis
Penyakit yang dapat menimbulkan kematian mendadak terutama pada anak anjing dengan gejala seperti diare, demam, tidak nafsu makan, dan pendarahan. - Leptospirosis
Infeksi bakteri berbentuk spiral yang menyebar keseluruh tubuh, terutama menetap di ginjal kemudian bermultiplikasi dan menyebar melalui urine. Bakteri Leptospira dapat ditularkan ke manusia maupun hewan lain melalui air atau makanan yang tercemar bakteri ini. Anak kecil sangat rentan tertular bakteri Leptospira. - Canine parainfluenza virus
Penyakit pernapasan yang amat mudah menular dengan gejala seperti meler, demam, batuk dan tidak nafsu makan. Virus ini menyebar dengan cepat terutama di kennel atau tempat shelter anjing. - Bordetella broncoseptica (Kennel Cough), canine adenovirus, coronavirus dan Microsporum canis.
KUCING
Pilihan vaksin apa yang cocok untuk kucing Anda tergantung pada beberapa faktor :
- Risiko paparan agen penyakit terhadap kucing.
- Risiko penularan penyakit kucing ke manusia (misalnya rabies).
- Kemampuan vaksin dalam pengebalan penyakit.
- Umur dan status kesehatan kucing Anda.
- Reaksi vaksin yang pernah dialami kucing.
Berikut ini adalah beberapa penyakit yang umum terkandung dalam vaksin kucing:
- Feline Panleukopenia Virus Vaccine.
Feline panleukopenia atau feline distemper merupakan penyakit yang penularannya tinggi dan mematikan bagi banyak kucing. Virus distemper mampu bertahan pada suhu dan kelembaban ekstrem selama beberapa bulan dan resisten pada kebanyakan disinfektan. Panleukopenia merupakan penyakit infeksius paling berbahaya pada kucing, yang mampu berkurang semenjak adanya vaksin. - Feline Calicivirus/Herpesvirus Vaccine.
Feline calicivirus dan feline herpesvirus(rhinotracheitis) menyebabkan penyakit ISPA pada 80-90% kucing. Kucing dapat terjangkit salah satu atau kedua agen penyakit sekaligus dalam satu waktu. Apabila terinfeksi, virus ini tidak dapat sepenuhnya mati dalam tubuh. Kucing yang terinfeksi akan menjadi carrier, dimana mereka akan seterusnya menyebarkan virus ini dalam waktu yang lama sehingga bisa menulari kucing lain. - Chlamydia.
Bakteri ini menyebabkan konjungtivitis pada kucing dan acapkali menjadi infeksi sekunder pada penyakit ISPA akibat virus. - Rabies Virus.
Rabies merupakan penyakit yang bersifat zoonosis, artinya bisa menular dari hewan ke manusia. Saat ini terdapat beberapa propinsi di Indonesia yang bebas rabies maupun rawan rabies. Penyakit ini menjadi perhatian organisasi kesehatan skala internasional karena dampak yang ditimbulkan. - Feline Leukemia Virus Vaccine, Feline Infectious Peritonitis, and Ringworm Vaccines.
Vaksinasi pada Anjing (umur)
6 minggu : Parvo
9 minggu : Parvo, Distemper, Parainfluenza, Hepapitis, Leptospira.
12 minggu : Parvo, Distemper, Parainfluenza, Hepapitis, Leptospira , Rabies.
1 tahun : Parvo, Distemper, Parainfluenza, Hepapitis, Leptospira , Rabies, Bordetella.
Vaksinasi pada kucing (umur).
7 minggu : Panleukopenia, Rhinotraechitis, calici virus
10 minggu : Panleukopenia, Rhinotraechitis, calici virus
14 minggu : Rabies
1 tahun : Panleukopenia, Rhinotraechitis, calici virus, rabies.
Vaksinasi bersifat menstimulasi system imun tubuh hewan untuk memproteksi tubuhnya dari penyakit infeksius. Stimulasi ini dapat mengakibatkan beberapa gejala ringan, seperti rasa sakit pada area suntikan, demam,lemas, berkurang napsu makan, sedikit pilek (pd kucing) maupun alergi, namun hal tersebut hanya terjadi selama beberapa jam sampai beberapa hari, tidak lebih dari itu. Pada umumnya reaksi efek samping yang ditimbukan amat jarang terjadi pada kebanyakan anjing dan kucing.
Tidak ada salahnya memeriksa daerah injeksi dan apabila terjadi reaksi alergi dan pembengkakan pada daerah tersebut yang tidak hilang dalam 2 minggu maka segera hubungi dokter hewan Anda.